Delapan Dukuh di Petungkriyono Masih Terisolir Akibat Longsor, Pemkab Fokus Buka Akses Jalan
KFM PEKALONGAN, KAJEN – Sebanyak delapan dukuh di empat desa di Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, masih terisolir akibat tanah longsor dan banjir bandang yang melanda kawasan tersebut. Hal ini disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Pekalongan, M. Yulian Akbar, dalam rapat tanggap bencana di kantor DPRD Kabupaten Pekalongan, Selasa (28/1/2025).
"Akibat longsoran dan jembatan yang putus, akses menuju delapan dukuh tersebut masih tertutup. Kami sedang berupaya maksimal untuk membuka jalan di masa tanggap darurat ini," ungkap Akbar.
Pemerintah Kabupaten Pekalongan telah menetapkan masa darurat hingga 3 Februari 2025 dengan prioritas pembukaan akses jalan ke wilayah terdampak.
“Target kami, semua akses jalan di Petungkriyono sudah terbuka sebelum masa darurat berakhir,” tambahnya.
Baca juga: Menko Pangan Zulkifli Hasan Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir dan Longsor di Pekalongan
Untuk memulihkan akses utama yang terputus akibat ambruknya Jembatan Tembelan di Desa Kayupuring, Pemprov Jawa Tengah dan Pemkab Pekalongan akan membangun jembatan bailey.
"Bina Marga Provinsi Jawa Tengah dan Dinas PU telah melakukan survei lokasi. Dengan jembatan bailey, akses dari Doro ke Petungkriyono bisa kembali normal," jelas Akbar.
Saat ini, akses menuju Kecamatan Petungkriyono harus melalui jalur alternatif dari Banjarnegara yang memakan waktu hingga 3-4 jam. Dengan jembatan bailey, perjalanan diperkirakan hanya membutuhkan 1,5 jam.
Menurut Camat Petungkriyono, Hadi Surono, bencana longsor telah merusak 13 jembatan di wilayah tersebut, dengan tiga jembatan membutuhkan penggantian total dan tiga lainnya perlu diperbaiki.
Baca juga: Bupati Pekalongan Tinjau Titik Banjir dan Longsor, Fokus Penanganan Cepat di Wilayah Terdampak
“Saat ini tim gabungan sedang bekerja membuka akses jalan menggunakan alat berat dan alat seadanya. Total ada 10 unit alat berat di Petungkriyono,” jelas Hadi.
Delapan alat berat fokus membuka jalur dari Doro dan membangun jalan darurat, sementara dua lainnya dikerahkan ke desa-desa yang masih terisolir, seperti Yosorejo, Sawang Ronggo, dan Sangodadi.
Selain itu, upaya pembersihan lumpur di wilayah bawah, seperti Kedungwuni, Wonopringgo, Tirto, dan Wonokerto, juga terus berjalan.
“Kami menargetkan pembersihan lumpur selesai dalam 1-3 hari ke depan,” ujar Akbar.
Pemerintah terus bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mempercepat pemulihan. Tim gabungan dari TNI, Polri, BPBD, relawan, dan masyarakat lokal turut bergotong-royong membuka jalan dan membantu para korban.
Dengan berbagai langkah ini, diharapkan akses menuju Petungkriyono dapat segera normal kembali, sehingga masyarakat terdampak bisa kembali melanjutkan aktivitas sehari-hari dengan lebih baik.
Komentar Anda