Juara 1 Popda Badminton Kota Pekalongan Tak Bisa Maju ke Tingkat Provinsi, Orang Tua Kecewa
KFM PEKALONGAN, PEKALONGAN – Harapan Fareno Khiar Aghadhira, siswa kelas 6 SD Muhammadiyah 2 Bendan, Kota Pekalongan, untuk bertanding di ajang Popda Provinsi Jawa Tengah 2024 pupus setelah dirinya tidak dipilih untuk mewakili Kota Pekalongan, meski meraih juara 1 cabang olahraga badminton di tingkat kota. Sebaliknya, atlet yang menempati posisi juara 2 dikirim ke ajang tingkat provinsi tersebut.
Hal ini membuat orang tua Reno, Yudi, mempertanyakan kejanggalan keputusan yang diambil oleh pihak official.
“Biasanya, yang juara 1 yang maju ke tingkat provinsi. Tapi kali ini justru peringkat 2 yang dikirim. Saya merasa ada sesuatu yang tidak beres,” ungkap Yudi, Senin (2/12/2024).
Baca juga: Dua Terdakwa Kasus Korupsi Dana Hibah KONI Kabupaten Pekalongan Divonis 1 Tahun 3 Bulan Penjara
Yudi juga mengaku tidak mendapat pemberitahuan resmi terkait pergantian atlet.
“Tidak ada informasi apa pun dari official. Anak saya juga tidak diberi tahu. Kami hanya mendengar kabar ini setelah keputusan dibuat,” jelasnya.
Akibat keputusan ini, semangat Reno yang sebelumnya tinggi untuk berlatih menjadi menurun.
“Anak saya sangat sedih. Dia sudah berlatih keras dan berharap bisa berprestasi lebih tinggi, tapi malah seperti ini. Sekarang dia jadi pendiam,” tambah Yudi.
Reno sendiri mengaku kecewa dan malu di hadapan teman-temannya di sekolah.
“Saya sedih dan malu. Sudah juara, tapi tidak bisa maju ke tingkat provinsi,” ucapnya.
Baca juga: Dua Terdakwa Korupsi Dana Hibah KONI Kabupaten Pekalongan Dituntut 1,5 Tahun Penjara
Menanggapi hal ini, Sonny, official cabang olahraga badminton Popda Kota Pekalongan, menyampaikan bahwa keputusan tersebut disesuaikan dengan aturan baru dari provinsi. Menurutnya, Popda provinsi tahun 2024 akan mengacu pada hasil juara Popda tingkat kota tahun sebelumnya, yakni 2023.
“Popda provinsi tahun 2023 seharusnya digelar Juni, tetapi ditunda ke November. Jadi, yang dikirim untuk Popda provinsi 2024 adalah juara Popda tahun 2023,” jelas Sonny.
Ia menambahkan bahwa pelaksanaan Popda provinsi tahun 2025 akan kembali menggunakan hasil juara dari Popda tingkat kota yang digelar pada akhir tahun 2024.
Hingga berita ini ditulis, Kepala Dinparbudpora Kota Pekalongan, Sabaryo Pramono, belum memberikan keterangan terkait kebijakan tersebut.
Kejadian ini mengundang perhatian publik dan menimbulkan pertanyaan tentang transparansi serta keadilan dalam proses seleksi atlet untuk ajang kompetisi tingkat provinsi. Orang tua Reno berharap ada perubahan dalam sistem yang lebih terbuka dan menghargai usaha serta prestasi para atlet muda.
Komentar Anda