Tragedi di Siwalan: Ayah Tega Cekik Bayi Sendiri Hingga Tewas Usai Konsumsi Miras
KFM PEKALONGAN, KAJEN - Nur Fadilah, seorang penjual tempe keliling asal Comal, Kabupaten Pemalang, mengakui perbuatannya yang tega menghilangkan nyawa anaknya sendiri, Muhammad Zafran Alfariski, yang baru berusia dua bulan. Peristiwa tragis ini terjadi di Desa Mejasem, Kecamatan Siwalan, Kabupaten Pekalongan, setelah Nur Fadilah mengonsumsi minuman keras jenis ciu.
Menurut pengakuannya, pagi itu, sebelum berjualan tempe, Nur Fadilah meminum satu botol ciu yang ia beli dari sekitar kampungnya. Setelah pulang berjualan, ia diminta menjaga bayinya sementara sang istri dan neneknya menghadiri acara kondangan di rumah tetangga. Namun, selama penjagaan, bayi MZA rewel dan menangis terus-menerus.
Baca juga: Tragis, Bayi 2 Bulan di Pekalongan Diduga Tewas di Tangan Ayah Kandung
Nur Fadilah mengklaim bahwa penyebab kerewelan bayinya adalah karena istrinya tidak menyusui anak tersebut sebelum pergi. Dengan alasan tidak tahan mendengar tangisan bayi, ia kemudian nekat mencekik leher anaknya yang sedang terbaring di kasur.
"Saya cekik sekitar lima menit. Dari tadinya nangis sampai terdiam," ungkap Nur Fadilah dengan nada yang datar, tanpa menunjukkan penyesalan yang mendalam. Ketika ditanya alasannya, ia hanya menjawab singkat, "Rewel, nangis terus."
Peristiwa ini menjadi lebih mengejutkan karena Nur Fadilah tampak tak menunjukkan penyesalan yang berarti. Saat wartawan menunjukkan foto bayinya yang telah tewas di tangannya, raut wajahnya tetap datar tanpa ekspresi kesedihan. Bahkan, beberapa kali ia tersenyum sendiri ketika ditanya lebih lanjut oleh wartawan.
Baca juga: Polres Pekalongan Amankan 4 Pelaku Pengeroyokan
Nur Fadilah mengungkapkan bahwa ia telah menikah selama dua tahun dan Muhammad Zafran Alfariski adalah anak pertamanya. Meski mengaku menyesal, tindakan dan ekspresinya menceritakan sebaliknya. "Ini anak pertama. Saya menyesal," katanya, namun raut wajahnya tetap tak berubah.
Tragedi ini meninggalkan luka mendalam bagi keluarga dan masyarakat sekitar yang tidak menyangka bahwa seorang ayah dapat melakukan tindakan keji terhadap darah dagingnya sendiri. Kini, Nur Fadilah harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan hukum, sementara keluarga dan warga desa masih berusaha memproses kejadian memilukan ini.
Komentar Anda