UMKM Kabupaten Pekalongan Gelar Pameran di Bali, Produk Batik Tulis dan Jins Diminati Wisatawan Asing
KFM PEKALONGAN, KAJEN - Untuk memperluas pemasaran produk lokal, Dewan Kerajinan Daerah (Dekranasda) Kabupaten Pekalongan mengikutsertakan pelaku UMKM pameran di Bali yang diselenggarakan oleh Kementrian Koperasi UKM, diikuti oleh seluruh pelaku UMKM di Indonesia, sejak 24 November 2022.
Bupati Pekalongan Fadia Arafiq turut hadir dalam pameran itu guna memberikan dukungan kepada pelaku UMKM Kabupaten Pekalongan yang memamerkan produk batik. Menurutnya, banyak pengunjung yang tertarik dengan produk unggulan kabupaten Pekalongan.
"Alhamdulillah Kabupaten Pekalongan dari seluruh stand yang ada merupakan yang paling laris batiknya top, jins nya juga luar biasa. Untuk itu kami dari Pemerintah terus mensuport UMKM yang ada di Kabupaten Pekalongan, " ucapnya, Sabtu (26/11/2022).
"Mudah mudahan nanti kita bisa melihat potensi pemeran daerah lain sehingga mereka bisa memamerkan produk produk lainnya. Bisa lebih populer, dan dapat menambah pundi pundi para UMKM," tuturnya.
Ditambahkan oleh Ketua Dekranasda Kabupaten Pekalongan Muchtharuddin Ashraff Abu, melalui pameran ini Ia berharap pelaku UMKM di Kabupaten Pekalongan bisa memperkenalkan produk unggulan mereka keluar daerah seluruh Indonesia bahkan bisa keluar negeri.
"Karena untuk saat ini masih banyak yang belum mengetahui Kabupaten Pekalongan ini produsen jins. Karena selama ini kebanyakan masyarakat mengetahui produsen jins ada di Bandung dan Jogja. Mereka lupa bahwa produksi jins terbesar di Indonesia itu adanya di Kabupaten Pekalongan," kata Ashraff.
Sementara itu salah satu peserta pameran dari Kabupaten Pekalongan, Abas menceritakan, produk unggulanya berupa batik dan jins banyak diminati pengunjung dari luar negeri seperti Australia, Cina dan lainnya. Masyarakat Bali juga banyak yang memborong produk Kabupaten Pekalongan.
"Sebelum pameran dibuka banyak sekali pengunjung yang datang ke kami. Ada dari Negara Australia, mereka terutama yang batik tulis. Karena mereka bisa membedakan antara yang tulis dan bukan tulis," jelas Abas, pengrajin batik asal Kecamatan Wiradesa.
Dikatakan, Turis mancanegara mempunyai minat cukup tinggi terhadap batik sutra. Harganya juga bervariasi, menyesuaikan motif batik dan warnanya.
"Kebetulan kemarin yang diambil bahan sutra jadi harganya ada yang Rp 2,5 juta ada yang Rp 5 juta. Kebetulan kami dari Kabupaten Pekalongan membawa bahan katun, jins juga ada. Kebetulan orang - orang Cina juga senang motif batik Pekalongan," katanya.
Komentar Anda