Pasca Amblesnya Jembatan Jagung Kesesi Pelajar SMPN 2 Kajen Kesulitan Akses ke Sekolah
KFM PEKALONGAN, KAJEN - Pasca amblesnya Jembatan Jagung Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan, lalu lintas dari dan menuju Kecamatan Kesesi harus memutar berkilo-kilo meter. Jembatan milik Pemprov Jateng itu hingga saat ini masih dalam perbaikan.
Sejak amblesnya Jembatan Jagung Kesesi itu ternyata masih menyisakan masalah dan belum ada yang memikirkan, yaitu nasib pelajar yang setiap hari melewati jembatan itu untuk ke sekolah. Hingga kemudian seorang siswa SMPN 2 Kajen menangis dihadapan Kepala Desa Jagung Ade Fernando.
"Dia datang menangis. Keluarganya sedang terhimpit masalah ekonomi. Sudah tidak berangkat sekolah seminggu lebih sejak jembatan ambles. Dia tidak ada uang untuk naik angkot," jelas Ade.
BACA JUGA :
Pemkab Pekalongan Salurkan 21 Kendaraan Roda 3 Pengangkut Sampah
SDN 2 Ponolawen Kesesi Memprihatinkan, Kepsek: Berharap Segera Dapat Bantuan
Siswa ini sekolah di SMPN 2 Kajen yang lokasinya terpencil di Desa Gejlik, Kecamatan Kajen. Bapaknya penjaga sekolah di SMPN 2 Kajen.
"Saya kasihan, kalau pun naik sepeda jauh sekali dan pasti dikejar-kejar waktu," kata Ade.
Dengan adanya keluh kesah itu, malamnya Ade langsung menggelar rapat bersama perangkat desa. Akhirnya semua sepakat untuk antar-jemput siswa. Dengan izin Camat, mobil Siaga milik Desa pun digunakan, sebagai upaya mengikis tangis seperti siswa SMPN 2 Kajen.
"Malam itu juga perangkat mendata siswa-siswa yang tidak mampu dan orang tuanya tidak bisa antar-jemput karena tak ada kendaraan," ujarnya.
Dari data, ada 11 siswa terdiri atas siswa SD dan SMP. Di antaranya MTs NU Kesesi, SMPN 1 Kesesi, SMPN 2 Kesesi, SMPN 2 Kajen, dan SDN Jagung.
"Yang SD Jagung ini warga sini, tapi dia rumahnya mengontrak di Kajen. Kami antar-jemput juga."
Titik keberangkatan dibagi dua. Di Dusun Jagung Lor dan Jagung Kidul. Siswa yang rumahnya Jagung Lor pakai mobil siaga, titik kumpul di Rumah. Sementara yang Jagung Kidul di Balai Desa.
BACA JUGA :
Ade menambahkan, seiring dengan berjalannya waktu, terkadang jumlah siswa yang meminta untuk antar-jemput bertambah. Mobil Siaga Desa tidak muat. Akhirnya menggunakan mobil pribadi.
"Kadang saya yang nyetir. Kadang saya pasrahkan pemuda desa. Kadang juga pamong desa. Terserah, seadanya. Pokoknya mobil saya siapkan," jelasnya.
Pasca Amblesnya Jembatan Jagung Kesesi, pihak desa siap siaga antar jemput siswa Hingga jembatan Jagung bisa berfungsi kembali,. Ade akan terus antar jemput siswa berangkat dan pulang sekolah. Tak hanya itu, Dia juga memberi uang saku untuk para siswa dari kantong pribadinya.
"Ya 5 sampai 10 ribu rupiah. Kami tidak mengharap apa-apa, yang penting mereka bisa ke sekolah dan jangan sampai tidak masuk gara-gara jarak tempuh," pungkasnya.
Komentar Anda