Ketua Bapera Kabupaten Pekalongan Dapat Hikmah Saat Salurkan Bansos Korban Banjir
KFM PEKALONGAN, KAJEN - Adanya bencana banjir tahun ini di Kabupaten Pekalongan satu sisi memunculkan keprihatinan, namun satu sisi lainnya menjadi hikmah. Sebab dengan terjadinya banjir ini akhirnya kepemimpinan Bupati Fadia Arafiq banyak mendapatkan catatan terkait pemicu permasalahan banjir. Hal itu disampaikan oleh Ashraf, Ketua Ormas Bapera Kabupaten Pekalongan yang juga suami dari Fadia.
Usai memberikan bantuan paket sembako dan obat-obatan di Desa Gebangkerep Sragi bersama ormas yang dipimpinnya, Selasa (8/2/2022), Ashraf menuturkan, usia kepemimpinan istrinya baru sekitar delapan bulan sehingga belum banyak mengetahui faktor masalah yang menyebabkan banjir di Kabupaten Pekalongan, khususnya di Desa Gebangkerep.
"Jadi selama ini kita hanya tahu banjir, tapi kita nggak tahu penyebabnya. Hikmahnya banjir kali ini kita bisa turun langsung dan bisa lihat kenapa banjir ini terjadi. Dan saya sudah dapat point-point masalahnya dan insya Allah saya akan sampaikan langsung kepada Istri saya sebagai Bupati, secepatnya mudah-mudahan kita kurangin."
Menurut Ashraf, menjadikan Kabupaten Pekalongan total tidak ada banjir adalah hal yang mustahil, namun setidaknya pemerintah akan berupaya semaksimal mungkin untuk mengurangi daerah-daerah yang selama ini menjadi langganan banjir setiap tahunnya.
"Kalau kita bilang total tidak ada banjir itu saya pikir mustahil. Tapi minimal kita bisa ngurangin dampak dari banjir ini dengan memperbaiki tanggul yang jebol dan yang lain-lain yang menjadi penyebab banjir."
Sementara itu Kepala Desa Gebangkerep, Didi Mardiono menyampaikan terima kasih kepada ormas Bapera yang telah turun langsung dan memberikan bantuan kepada para korban Banjir. Selain itu, dengan kehadiran Ketua Bapera yang merupakan suami dari Bupati, merupakan kesempatan untuk menyampaikan aspirasi warganya terkait perbaikan tanggul sungai Winong.
"Dari sembilan dukuh yang terdampak ada enam dukuh. Jadi yang terendam rumah sekitar 511 rumah warga. Memang sebab banjir ini dari satu titik yakni karena bantaran kali Winong terlalu rendah. Tanpa tanggul itu dibenahi desa kita akan selamanya terendam air," kata Didi.
Didi berharap, agar pemerintah segera melakukan perbaikan tanggul atau bantaran sungai Winong. Sebab selama ini meskipun usulan tersebut telah disampaikan berkali-kali melalui Musrenbang akan tetapi belum juga terealisasi, terlebih adanya pandemi Covid-19 ini banyak anggaran yang di refokusing.
Penulis : Nuke Shavila | Editor : Tiwi Maharani | Berita Pekalongan bisa didengar melalui 103.1 Radio Kfm | Sakpore Dangdute Pas Infone
Komentar Anda