Gotong Royong Cuci Karpet Masjid di Sungai, Tradisi Warga Pekalongan Sambut Ramadan
KFM PEKALONGAN, BUDAYA - Ramadan jadi bulan yang istimewa serta dinanti- nantikan umat muslim. Warga di bermacam wilayah, memiliki adat ataupun tradisi tertentu buat menyambutnya. Seperti yang dilakukan oleh masyarakat Kabupaten Pekalongan.
5 hari menjelang Ramadan, orang ramai cuci karpet ataupun tikar masjid maupun mushola di Sungai Karangondang, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Menariknya, aktivitas itu mereka jalani secara beramai- ramai.
Karpet ataupun tikar diangkut memakai kendaraan bak terbuka mengarah sungai.
" Cuci karpet masjid serta mushola di aliran Sungai Karangondang, telah jadi tradisi menjelang bulan puasa," kata Ahmad Osan( 25) masyarakat Desa Sokosari, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Pekalongan, Jumat( 9/ 4/ 2021).
Dipilihnya aliran Sungai Karang gondang buat cuci karpet, menurut Osan, sebab airnya sangat jernih, dan sungainya juga tidak begitu dalam serta aliran airnya deras sehingga meringankan masyarakat dikala cuci karpet.
Baca Juga : Kreatifitas Anak-anak SD Rogosela Pekalongan
" Jika dicuci di masjid, boros air. Jika di sungai, kami tinggal membawa sabun serta gosok aja karpetnya, dan tidak capek soalnya cuci karpetnya beramai- ramai," imbuhnya.
Dipandemi Covid- 19, dia berharap pelaksanaan ibadah dibulan puasa dapat berjalan dengan khidmat.
" Mudah- mudahan pandemi lekas berakhir, supaya ibadah dapat kembali seperti tahun- tahun yang lalu," tambahnya.
Baca Juga : Asal Usul Daerah Kesesi Pekalongan
Tidak hanya Osan, hal yang sama juga diungkapkan Aris Siswanto ( 31) masyarakat Desa Pododadi. Menurutnya kalau bersih- bersih karpet di aliran Sungai Karang gondang telah menjadi kegiatan rutin tahunan, terutama mendekati bulan Ramadan.
" Ini kami dari pemuda Desa Pododadi, Kecamatan Karanganyar tiap tahun menjelang ramadan biasa langganan mencuci karpet serta sajadah kepunyaan mushola."
Baca Juga : Ritual Memetri Wiji Dadi
Selain sebagai persiapan bulan Ramadan, mencuci karpet di Sungai juga sebagai ajang keakraban warga. Kalau dalam bahasa Pekalongan " Rahatan Bareng ".
Dikatakan lebih lanjut, ditengah pandemi Covid- 19 ini Mushola ditempatnya dalam melakukan sholat tarawih akan menerapkan protokol kesehatan, sesuai anjuran dari pemerintah.
Komentar Anda