27 Hari Melawan Covid-19
KAJEN - Ketua DPRD Kabupaten Pekalongan,Hj.Hindun menceritakan awal mula ia dinyatakan positif Covid-19 hingga akhirnya harus menjalani perawatan di ruang isolasi RSUD Kraton selama 27 hari,Senin (03/11/2020).
"Suhu paling 36,5 tapi makan terasa pahit dan lemes selama 2 hari,kemudian berobat ke dokter dan minum obat selama selama 1 minggu,"ungkap Hindun.
Namun setelah minum obat selama 1 mingggu,tetap tidak sembuh.
"Sudah minum obat satu minggu kok tidak sembuh,sehingga saya berusaha keras ke dokter lagi rencana mau opname karena ngertinya sakit bisa.Setelah dicek ternyata ada indikasi Covid-19 dan diswab ternyata positif,"ujarnya.
Menurutnya,salah satu cici-ciri penyakit Covid-19 yang ia rasakan adalah tidak bisa mencium aroma.
"Ciri-ciri secara umum yang saya rasakan setelah saya minum obat selama satu minggu ada 1-2 jam saya tidak bisa mencium bau,menghirup kayu putih nggak bau.Ternyata secara umum begitu,tapi lamanya itu berbeda-beda,kalau saya nggak lama 1-2 jam saja,kalau yang lain tidak bisa cium bau ada yang 1 sampai 2 hari.Itu ciri2 umum,nah setelah mengetahui positif kita isolasi saja,"terangnya.
Hj.Hindun menyarankan,agar penderita Covid-19 mengikuti anjuran dokter dengan perbanyak sayur,buah dan olahraga.
"Saya mengikuti anjuran dokter saya olahraga,saya olahraga tiap pagi panasan minimal 1 jam.Yang lebih mudah untuk pencegahan itu kumur-kumur air garam,tiap malam sebelum tidur,kumur-sampai tenggorok kemudian muntahkan lagi,pagi juga begitu.Selain buat kumur-kumur juga di hirup karena swabkan di tenggorok dan hidung,"tuturnya.
Selama 27 hari menjalani isolasi di RS,Hj.Hindun mengatakan tidak mengalami kejenuhan.
"Saya alhamdulillah cuma 27 hari,saya tidak jenuh karena banyak teman-teman nakes.Untuk kegiatan di RS setelah bangun pagi, harus bersih-bersih mandi,sarapan kemudian bisa baca-baca WA dan nonton youtube,"katanya.
Kemudian pukul 09.00 Wib,ia berjemur hingga berkeringat.
"Jam setengah 9 sampai jam 9 udah agak panas kemudian saya keluar olah raga sampai jam 11.Jam 11 kan udah harus istirahat,makan,minum obat kemudian tidur sebentar atau nonton-nonton hp sampai sore."
Dikatakan,penyakit Covid-19 bukanlah sebuah aib sehingga penderita tidak boleh stres agar tidak memperburuk kondisi kesehatan.
"Ya kita harus mengikuti anjuran dokter,berteman aja sama teman-teman nakes,pelayanannya juga bagus karena yang harus dijaga dari pasien covid-19 itu jangan sampai stres.merasa disendirikan,diisolasi,di kucilkan,harusnya jangan begitu karena itu bukan aib,ini stigma masyarakat yang harus dihilangkan,"tandasnya.
Pihaknya berharap,masyarakat tetap menjaga protokol kesehatan dengan selalu memakai masker,jaga jaraj dan rajin cuci tangan.
"Padahal saya itu menjaga protokol selalu pakai masker dan cuci tangan itu aja tetep kena,apalagi yang tidak,"pesannya.
Adapun,tentang kekhawatiran masyarakat yang mengatakan penderita Covid-19 apabila meninggal tidak disholatkan,menurutnya adalah tidak benar.
"Ini yang harus disosialisasikan oleh nakes,kan bisa disholatkan jarak jauh,sholat dimobil juga bisa,yang tidak boleh itu kalau pegang......kan ada plt bupati yang meninggal karena covid-19 tapi tetap disholatkan yang takziah juga bisa pakai masker.ini bukan aib siapa saja bisa kena tidak memandang pejabat atau orang miskin,"pungkasnya.(Ros-Nk)
Komentar Anda