Guru Wiyata Bakti Minta Kenaikan Tunjangan Kesejahteraan
Perwakilan Guru Wiyata Bakti di Kabupaten Pekalongan menemui Bupati Pekalongan |
KAJEN - Forum Komunikasi Wiyata Bakti (FKWB) Kabupaten Pekalongan,menemui Bupati pekalongan untuk beraudiensi membahas terkait nasib dan kesejahteraan para guru Wiyata Bakti,Rabu (08/07/2020).
Dalam kesempatan tersebut,Bupati Pekalongan,Asip Kholbihi didampingi Kepala Dindikbud Hj. Sumarwati, S.Pd.,M.AP beserta jajarannya.
FKWB dari 19 Korcam se Kabupaten Pekalongan yang diwakili oleh Ketua FKWB Kabupaten Pekalongan,Ifan Munawar Chaniago menyampaikan bahwa ada dua hal yang akan dibahas yang pertama terkait pengakuan,kedua tentang Bosda.
"Syukur alahmadulillah terkait pengakuan beberapa hari yang lalu Dinas Pendidikan telah mengeluarkan surat keterangan,alhamdulillah kami mengapresiasi sekali tentang keberadaan kami dibutuhkan atau tidak.....sekarang sudah diakui karena surat keterangan tersebut sudah disahkan oleh Kepala Dinas,"ungkapnya.
Kemudian,kedua terkait Bosda atau tunjangan kesra,FKWD Kabupaten Pekalongan berharap ada kenaikan tunjangan Bosda tersebut.
"Bosda ini dulu namanya tunjangan kesra yang dulu diinisiasi oleh Bupati Asip,kami berharap ada kenaikan Bosada.Alahamdulillah terkait nominal Bosda bukannya kami kufur nikmat...namun Allah tidak akan merubah suatu kaum,kalau kaum tersebut tidak mengubahnya...dan hari ini kami sedang berikhtiar seperti itu,"ujarnya.
Sementara itu,Kepala Dinas pendidikan Kabupaten Pekalongan,Hj.Sumarwati mengatakan di Kabupaten Pekalongan guru SD dan SMP yang dibutuhkan sebanyak 5.658,namun kenyataannya guru di Kabupaten Pekalongan 3.652 jadi keurangannya 2.006.
"Kalau kita rinci yang SD kebutuhan kita ada 1.115,sekarang PNS 2.641 kekurangan kita 1.474 kemudian yang SMP yang kita butuhkan 1.543, yang PNS ada 1.011 kekurangan kita ada 512.Perlu kami sampaikan juga per tiga bulan yang pensiun ada 28 orang,kalau satu tahun kalikan 12."
Menurutnya,saat ini ada overload guru Wiyata Bakti di dua kecamatan yakni Kecamatan Bojong dan Kecamatan Kesesi.
"Kalau panjenengan bertanya bagaimana nasib guru wiyata bakti yang mengabdi di sekolahan kalau kedatangan guru yang negeri (PNS) ,maka kami sudah mengatakan bahwa selama masih membutuhkan akan kami lindungi,jadi saat ini masih terus dilakukan pemetaan guru,karena guru yang ngabdi overload di dua kecamatan yakni kecamatan bojong dan kecamatan kesesi,sedangkan dikecamatan lain masih membutuhkan atau kekurangan guru,"tuturnya.(Ros-Nk)
Komentar Anda