Cegah Penyebaran Corona, Desa Sampih Wonopringgo Batasi Akses Keluar Masuk Warga
Camat Wonorpinggo kunjungi Desa Sampih yang melakukan penutupan jalan-jalan masuk desa |
KAJEN - Desa Sampih Kecamatan Wonopringgo melakukan pembatasan keluar masuk warga. Dari 8 pintu masuk hanya satu yang dibuka untuk keluar masuk warga. Menurut Kepala Desa Sampih,Abi Sulaiman, pembatasan itu mulai dilakukan sejak sabtu (29/03/2020).
"Pintu masuk utama tetap dibuka tapi 7 pintu lainnya diportal paten,jadi siapa saja yang masuk desa sampih harus lewat pintu pertama,dengan tujuan meminimalisir,"ungkapnya.
Saat ini sudah ada 35 warga Desa Sampih yang baru pulang dari perantauan khususnya jakarta. Dan sesuai dengan anjuran pemerintah, para perantau tersebut sebelumnya disemprot disinfektan sebagai upaya mencegah adanya virus corona Covid-19.
"alhamdulillah kondisi mereka sampai saat ini masih sehat,"kata Abi.
Pemberlakuan keluar masuk desa melalui satu pintu ini guna mempermudah pemantauan atau screening warga desa Sampih karena dari 1.852 penduduk, 40 persen diantaranya merantau diluar daerah.
Camat Wonopringgo,Tuti Haryati menambahkan,di Kecamatan Wonopringgo sebagian besar desa sudah melakukan isolasi kampung seperti Jetaklengkong,Kwagean,dll. Namun ia berpesan agar jangan sampai pemberlakuan isolasi ini berdampak ekonomi bagi warga, setidaknya jangan sampai kekurangan sembako.
"sebelum dibatasi saya sudah berpesan kepada pak Kades warga diberi sosialisasi,untuk ekonomi jangan sampai warga kelaparan,alhamdulillah meskipun ini dibatasi keluar masuk warga tidak kekurangan sembako karena setiap hari mobil-mobil sembako masuk seperti,beras,telur dan gas," kata Tuti.
Camat Wonopringgo pastikan warga desa sampih tidak kekurangan sembako ditengah lockdown desa |
Tugas Satgas Covid-19 adalah mengedukasi warga yang baru datang dengan SOP sebelum masuk desa dilakukan pengecekan suhu tubuh,cuci tangan pakai sabun dan penyemprotan disinfektan,untuk cara penyemprotannya, para satgas tersebut sudah mendapatkan edukasi dari puskesmas.
Sementara terkait operasional untuk kegiatan itu, seperti untuk pembuatan posko dan lain sebagainya, Tuti mengatakan jika anggaranya menggunakan dana desa.
"Berdasarkan SK dari PERMENDES dan PDIT realokasi APBDes Dana Desa 1 persen untuk penangan bencana,sedangkan untuk realoaksi APBDes terkait sarana dan prasarana juga Padat Karya Tunai dialihkan 15% untuk penanganan Covid-19".
Terhadap tindakan isolasi lokal desa ini, sejumlah warga sepakat jika langkah tersebut perlu dilakukan guna memutus mata rantai penyebaran cirus corona. Hal itu seperti dikatakanYuli Susanti (33) salah satu warga setempat.
"Saya sangat setuju (lockdown desa),setiap hari pintu-pintu masuk dijaga warga secara sukarela,"tandasnya.(Ros-Nk)
Komentar Anda