Kajen News - DPRD Kabupaten Pekalongan mendorong pemerintah daerah supaya menjaga warisan leluhur yaitu kesenian batik, dimana saat ini batik menjadi salah satu komoditas ekonomi Kota Santri. Pelaku UMKM bidang batik di Pekalongan jumlahnya terbilang tidak sedikit. Berdasarkan data yang ada, di Kabupaten Pekalongan terdapat pelaku usaha mikro kecil dan menengah mencapai 44 ribu. Oleh karena itu, DPRD Kabupaten Pekalongan mendorong pemerintah daerah untuk mengembangkan dan memberdayakan UMKM yang tumbuh subur di Kota Santri tersebut, agar bisa lebih maju dan berdaya saing. Ketua DPRD Kabupaten Pekalongan, Hj Hindun, menyatakan, dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional, dirinya didampingi anggota Komisi B Supriyati mendatangi Kampung Batik Gemah Sumilir. Kampung batik ini, kata dia, merupakan wadah beberapa UMKM di Kabupaten Pekalongan, utamanya UMKM batik. Apalagi, lanjut dia, di kampung batik ini diproduksi batik khas Pekalongan, yakni batik 'sembilan kawung, sembilan bintang'. Menurutnya, batik khas Pekalongan ini merupakan produk perajin batik lokal Kabupaten Pekalongan, sehingga batik tersebut perlu dipasarkan secara luas agar masyarakat Kabupaten Pekalongan mengenalnya. "Batik khas Pekalongan ini bisa menjadi karya perajin batik Kabupaten Pekalongan, sehingga kita harapkan bisa dipatenkan," ujar Hindun. Pembina Kampung Batik Gemah Sumilir, Sunoto, mengatakan, batik 'sembilan kawung, sembilan bintang' ini hasil batik pesisiran. Menurutnya, logo Kabupaten Pekalongan adalah dari batik pesisiran. "Dulu ketika batik pesisiran muncul berbarengan dengan logo Kabupaten Pekalongan, sehingga di logo itu ada warna-warna seperti batik coletan di Kabupaten Pekalongan. Oleh karena itu, kami memunculkan batik 'sembilan kawung, sembilan bintang' ini. Semoga ini bisa menjadi branding batik Pekalongan," katanya. Ketua DPRD Kabupaten Pekalongan, Hindun, menambahkan, DPRD akan mendorong kepada Bupati Pekalongan Asip Kholbihi agar segera melaunching batik khas Pekalongan tersebut. Batik 'sembilan kawung, sembilan bintang' sendiri memiliki filosofi Kabupaten Pekalongan. "Ini punya filosofi bagi Kabupaten Pekalongan. Harapan kita bisa segera dilaunching, sehingga segera diperkenalkan kepada masyarakat sebagai ciri khas batik Kabupaten Pekalongan," katanya. Disampaikan, harapan lainnya, batik ciri khas Kabupaten Pekalongan tersebut bisa dipakai sebagai seragam Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup Pemkab Pekalongan. "Jika batik ini dipakai oleh seluruh ASN di Kabupaten Pekalongan maka akan bisa meningkatkan ekonomi masyarakat, terutama UMKM di Kabupaten Pekalongan yang jumlahnya mencapai 44 ribu. UMKM ini bisa berkarya dan berkreasi, selanjutnya dipasarkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Kabupaten Pekalongan," tandasnya. DPRD juga akan terus mendorong batik sebagai karya leluhur agar dijaga terus menerus dari generasi ke generasi. Untuk itu, pemda harus memfasilitasi para pelaku UMKM, utamanya pembatik ini agar terus bisa berkarya. Fasilitasi oleh itu terutama dalam bidang permodalan dan pemasarannya. "Dinas terkait ini harus bagaimana memfasilitasi produk-produk yang dihasilkan masyarakat kita agar bisa memberikan kontribusi bagi mereka, dalam hal ini meningkatkan perekonomiannya, dan tentunya kontribusi dalam pembangunan di Kabupaten Pekalongan," imbuhnya.
Komentar Anda